Senin, 11 Mei 2009

SRI SULTAN

Dilahirkan di nDalem Pakuningratan kampung Sompilan Ngasem pada hari Sabtu Paing tanggal 12 April 1912 atau menurut tarikh Jawa Islam pada tanggal Rabingulakir tahun Jimakir 1842 dengan nama Dorodjatun. Ayahnya adalah Gusti Pangeran Haryo Puruboyo, yang kemudian hari ketika Dorodjatun berusia 3 tahun Beliau diangkat menjadi putera mahkota (calon raja) dengan gelar Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibya Raja Putera Narendra ing Mataram. Sedangkan ibunya bernama Raden Ajeng Kustilah, puteri Pangeran Mangkubumi yang kemudian bergelar Raden Ayu Adipati Anom.
Sejak usia 4 tahun Dorodjatun sudah hidup terpisah dari keluarganya, dititipkan pada keluarga Mulder seorang Belanda yang tinggal di Gondokusuman untuk mendapat pendidikan yang penuh disiplin dan gaya hidup yang sederhana sekalipun ia putra seorang raja.
Dalam keluarga Mulder itu Dorodjatun diberi nama panggilan Henkie yang diambil dari nama Pangeran Hendrik, suami Ratu Wilhelmina dari Negeri Belanda.
Henkie mulai bersekolah di taman kanak-kanak atau Frobel School asuhan Juffrouw Willer yang terletak di Bintaran Kidul. Pada usia 6 tahun Dorodjatun masuk sekolah dasar Eerste Europese Lagere School dan tamat pada tahun 1925. Kemudian Dorodjatun melanjutkan pendidikan ke Hogere Burger School (HBS, setingkat SMP dan SMU) di Semarang dan kemudian di Bandung. Pada tahun 1931 ia berangkat ke Belanda untuk kuliah di Rijkuniversiteit Leiden, mengambil jurusan Indologie (ilmu tentang Indonesia) kemudian ekonomi. Ia kembali ke Indonesia tahun 1939.
Setahun kemudian, tepatnya pada hari Senin Pon tanggal 18 Maret 1940 atau tanggal 8 bulan Sapar tahun Jawa Dal 1871, Dorodjatun dinobatkan sebagai raja Ngayogyakarta Hadiningrat dengan gelar Sampeyandalem Ingkang Sinuwun Kanjeng Sultan Hamengkubuwono, Senopati Ing Ngalogo, Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo, Kalifatullah Ingkang Kaping IX. Arti gelar tersebut ialah bahwa sultanlah penguasa yang sah dunia yang fana ini, dia juga Senopati Ing Ngalogo yang berarti mempunyai kekuasaan untuk menentukan perdamaian atau peperangan dan bahwa dia pulalah panglima tertinggi angkatan perang pada saat terjadi peperangan. Sultan juga Abdurrahman Sayidin Panoto Gomo atau penata agama yang pemurah, sebab dia diakui sebagai Kalifatullah, pengganti Muhammad Rasul Allah.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX merupakan contoh bangsawan yang demokratis. Pemerintahan Kesultanan Yogyakarta mengalami banyak perubahan di bawah pimpinannya. Pendidikan Barat yang dijalaninya sejak usia 4 tahun membuat HB IX menemukan banyak alternatif budaya untuk menyelenggarakan Keraton Yogyakarta di kemudian hari. Berbagai tradisi keraton yang kurang menguntungkan dihapusnya dan dengan alternatif budaya baru HB IX menghapusnya. Meski begitu bukan berarti ia menghilangkan substansi sendiri sejauh itu perlu dipertahankan. Bahkan wawasan budayanya yang luas mempu menemukan terobosan baru untuk memulihkan kejayaan kerajaan Yogyakarta. Bila dalam masa kejayaan Mataram pernah berhasil mengembangkan konsep politik keagungbinataraan yaitu bahwa kekuasaan raja adalah agung binathara bahu dhenda nyakrawati, berbudi bawa leksana ambeg adil para marta (besar laksana kekuasaan dewa, pemeliharaan hukum dan penguasa dunia, meluap budi luhur mulianya, dan bersikap adil terhadap sesama), maka HB IX dengan wawasan barunya menunjukkan bahwa raja bukan lagi gung binathara, melainkan demokratis. Raja berprinsip kedaulatan rakyat tetapi tetap berbudi bawa leksana.
Di samping itu HB IX juga memiliki paham kebangsaan yang tinggi. Dalam pidato penobatannya sebagai Sri Sultan HB IX ada dua hal penting yang menunjukkan sikap tersebut. Pertama, adalah kalimat yang berbunyi: “Walaupun saya telah mengenyam pendidikan Barat yang sebenarnya, namun pertama-tama saya adalah dan tetap adalah orang Jawa.” Kedua, adalah ucapannya yang berisi janji perjuangan: “Izinkanlah saya mengakhiri pidato saya ini dengan berjanji, semoga saya dapat bekerja untuk memuhi kepentingan nusa dan bangsa, sebatas pengetahuan dan kemampuan yang ada pada saya.”
Wawasan kebangsaan HB IX juga terlihat dari sikap tegasnya yang mendukung Republik Indonesia dengan sangat konsekuen. Segera setelah Proklamasi RI ia mengirimkan amanat kepada Presiden RI yang menyataak keinginan kerajaan Yogyakarta untuk mendukung pemerintahan RI. Ketika Jakarta sebagai ibukota RI mengalami situasi gawat, HB IX tidak keberatan ibukota RI dipindahkan ke Yogyakarta. Begitu juga ketika ibukota RI diduduki musuh, ia bukan saja tidak mau menerima bujukan Belanda untuk berpihak pada mereka, namun juga mengambil inisatif yang sebenarnya dapat membahayakan dirinya, termasuk mengijinkan para gerilyawan bersembunyi di kompleks keraton pada serangan oemoem 1 Maret 1949. Jelaslah bahwa ia seorang raja yang republiken. Setelah bergabung dengan RI, HB IX terjun dalam dunia politik nasional.

Jabatan yang pernah diemban oleh HB IX
Selepas Proklamasi 1945 Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gubernur Militer DIY
Kabinet Syahrir (2 Oktober 1946 sampai 27 Juni 1947) Menteri Negara
Kabinet Amirsyarifuddin I & II (3 juli 1947 s.d. 11 November 1947 dan 11 November 1947 s.d. 28 Januari 1948) Menteri Negara
Kabinet Hatta I (29 Januari 1948 s/d 4 Agustus 1949) Menteri Negara
Kabinet Hatta II (4 Agustus 1949 s/d 20 Desember 1949) Menteri Pertahanan/Koordinator Keamanan Dalam Negeri
Pada masa RIS (20 Desember 1949 s.d. 6 September 1950) Menteri Pertahanan
Kabinet Natsir (6 September 1950 s.d. 27 April 1951) Wakil Perdana Menteri
Tahun 1951 Ketua Dewan Kurator UGM Yogyakarta
Tahun 1956 Ketua Dewan Pariwisata Indonesia
Tahun 1957 Ketua Sidang ke-4 ECAFE (Economic Commision for Asia and the Far East) dan menjadi Ketua Pertemuan Regional ke-11 Panitia Konsultatif Colombo Plan
Tahun 1958 Ketua Federasi Asean Games
5 Juli 1959 Menteri/Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
Tahun 1963 Ketua Delegasi Indonesia dalam pertemuan PBB tentang Perjalanan dan Pariwisata
21 Februari 1966 Menteri Koordinator Pembangunan
11 Maret 1966 Wakil Perdana Menteri Bidang Ekonomi (Ekubang)
Tahun 1968 Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Tahun 1968 Ketua Umum KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)
Tahun 1968 Ketua Delegasi Indonesia ke Konferensi PATA (PAsific Area Travel Association) di California, Amerika Serikat
25 Maret 1973 Wakil Presiden RI
23 Maret 1978 Mengundurkan diri sebagai Wapres RI dengan alasan kesehatan
1 Oktober 1988 Kembali ke Rahmatullah di RS George Washington University Amerika Serikat pukul 04.30 waktu setempat
8 Oktober 1988 Jenasah Sri Sultan Hamengku Buwono IX dimakamkan di Astana Saptarengga, Komplek Pemakaman Raja Mataram di Imogiri, 17 km Selatan Kota Yogyakarta.

SAKA

Satuan Karya Pramuka (Saka) adalah wadah pendidikan guna menyalurkan minat, mengembangkan bakat dan pengalaman para pramuka dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Satuan Karya diperuntukkan bagi para Pramuka Penggalang Terap, Pramuka Penegak dan Pandega, dan para pemuda usia 14-25 tahun dengan syarat khusus. Setiap Saka memiliki beberapa krida, dimana setiap Krida mengkususkan pada sub bidang ilmu tertentu yang dipelajari dalam Satuan karya tersebut. Setiap Krida memiliki SKK untuk TKK Khusus saka yang dapat diperoleh Pramuka yang bergabung dengan Krida tertentu di sebuah Saka.

Satuan Karya Pramuka juga memiliki kegiatan khusus yang disebut Perkemahan Bhakti Satuan Karya Pramuka (PERTISAKA) yang dilaksanakan oleh tiap-tiap saka dan kegiatan yang dilaksanakan secara bersama-sama lebih dari satu saka yang disebut perkemahan antar saka (PERAN SAKA) dimana dimungkinkan tiap saka mentranfer bidang keilmuan masing-masing. Bagian terkecil dari saka disebut krida,

Satuan Karya Pramuka yang dulu ada 7, pada saat ini satu lagi satuan karya pramuka yang dibentuk adalah satuan karya pramuka Wira Kartika yang merupakan hasil kerja sama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dengan Mabes TNI Angkatan Darat, sehingga satuan karya pramuka pada saat ini ada 8 yaitu:

•1 Saka Dirgantara
•2 Saka Bhayangkara
•3 Saka Bahari
•4 Saka Bhakti Husada
•5 Saka Kencana (Keluarga Berencana)
•6 Saka Taruna Bumi
•7 Saka Wanabhakti
•8 Saka Wira Kartika


Last Updated on Monday, 11 May 2009 18:10

SAKA BHAYANGKARA

Tanda Krida Saka Bhayangkara
Tanda gambar Krida Satuan Karya Pramuka Bhayangkara telah diatur dalam PP 146.A tahun 2006, seperti pada gambar di bawah ini :



KRIDA KETERTIBAN MASYARAKAT ( TIBMAS )

1. Kecakapan Pengamanan lingkungan pemukiman.

2. Kecakapan Pengamanan Lingkungan Kerja.

3. Kecakapan Pengamanan Lingkungan Sekolah.

4. Kecakapan Pengetahuan Hukum.

KRIDA LALU LINTAS ( LANTAS )

1. Kecakapan Pengetahuan Perundang-undangan/ Peraturan Lalu Lintas.

2. Kecakapan Pengaturan Lalu Lintas.

3. Kecakapan Penanganan kecelakaan lalu lintas.

KRIDA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN BENCANA

1. Kecakapan Pencegahan kebakaran.

2. Kecakapan Pemadam kebakaran.

3. Kecakapan Rehabilitasi korban kebakaran.

4. Kecakapan Pengetahuan kerawanan bencana

5. Kecakapan pencarian korban

6. Kecakapan penyelamatan korban.

7. Kecakapan pengetahuan satwa.

KRIDA TEMPAT KEJADIAN PERKARA ( TKP )

1. Kecakapan pengetahuan tempat kejadian perkara.

2. Kecakapan pengetahuan sidik jari.

3. Kecakapan Pengetahuan tulisan tangan dan tanda tangan.

4. Kecakapan pengetahuan bahaya narkoba

WIRA KARTIKA

Saka Wira Kartika6 September, 2008 · Disimpan dalam Tak Berkategori · Tagged barsel, buntok, saka wira kartika, TNI


lagi menembak ni...
Dah pada tau belum apa itu Saka Wira Kartika??? Saka Wira kartika itu adalah saka baru mengenai TNI tu… Baru-baru ini tepatnya tanggal 23-24 Agustus 2008, aku dan kedua teman q diberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan tentang saka ini. Kami dipilih dari masing2 koramil untuk berlatih dikodim 1012 Buntok. Buntok itu sendiri adalah ibukota dari Kabupaten Barito Selatan di Kalteng juga. Kebetulan kabupaten q belum punya kodim jadi terpaksa deh ikut gabung dengan kabupaten tetangga. Walapun ini baru pertama diadakan tapi seru bgt loh… disamping dapat temen baru, aq n temen2 juga dapat pengalan baru yang ga didapat di tempat lain. Misalnya tuh tentang gimana cara menembak yang bener, macem2 peluru jg dikasih tau!, mencari jejak orang hilang, navigasi darat n masih bnyak lagi loh… ya mungkin waktu terlalu singkat buat kami. cuma dua hari satu malam tapi semua itu sangat seruuuuuuuuuu!!!

PRAMUKA

Pencanangan Safari Bakti Saka Wanabakti
Tingkat Nasional 2009




Cianjur (24/4), Satuan Karya Pramuka (Saka) Wanabakti yang bergerak di bidang kehutanan menggelar suatu kegiatan bertajuk Safari Bakti Saka Wanabakti . Kegiatan yang mengambil tema �Pramuka Menanam pohon bagi kehidupan dunia yang lebih baik� dan dengan motto �Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan� ini dicanangkan oleh Menteri Kehutanan Republik Indonesia bersama Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka di Waduk Cirata-Babakangarut, Desa Cirata Kecamatan Ciranjang Kabupaten Cianjur Jawa Barat.
Acara pokok Safari Bakti Pramuka Saka Wanabakti adalah kegiatan penanaman 20 juta pohon serta kegiatan bakti untuk masyarakat sekitar. Acara dikemas dalam bentuk perkemahan yang diikuti oleh + 1500 Pramuka Saka Wanabakti, Anggota Pramuka Penggalang, Penegak dan Pandega dari Kwarcab Cianjur Jawa Barat. Sedangkan pada pencanangan hadir + 5000 orang terdiri dari para Pramuka, masyarakat Cianjur, LSM, anggota pesantren dan pemerintah daerah setempat.
Menurut Ka Kwarnas Gerakan Pramuka, Prof. DR. Dr. H. Azrul Azwar, MPH bahwa, kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan lingkungan, penanaman pohon, penghijauan merupakan agenda tetap bagi Gerakan Pramuka. Kita harapkan dengan kegiatan Safari Bakti ini dapat memberikan pengertian sedini mungkin kepada anak bangsa, khususnya Anggota Pramuka Saka Wanabakti serta masyarakat betapa pentingnya kita menjaga lingkungan dan betapa pentingnya nilai lingkungan yang dapat dimanivestasikan dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini juga salah satu nilai-nilai yang dididikkan kepada seluruh Pramuka tentang cinta alam dan kasih sayang sesama manusia seperti yang tercantum dalam salah satu butir Dasa Darma Pramuka.
Kegiatan Safari Bakti Saka Wanabakti ini tidak hanya menanam pohon semata, akan tetapi akan dijadikan pula sebagai bentuk pengabdian/bakti nyata anggota Gerakan Pramuka dalam ikut mencerdaskan masyarakat khususnya generasi muda dalam ilmu kelestarian alam, menguatkan kapasitas masyarakat dalam pengelolaan alam lestari. Kegiatan ini juga diharapkan akan menjadikan masyarakat lebih sejahtera secara ekonomi, karena hasil penanaman pohon-pohon komersial selanjutnya akan dikelola dan dimanfaatkan bagi kehidupan masyarakat

RAIMUNA

PETUNJUK PELAKSANAAN
RAIMUNA NASIONAL TAHUN 2008

BAB I
PENDAHULUAN

A. DASAR PEMIKIRAN


Kepramukaan sebagai wadah pendidikan luar sekolah dan di luar keluarga, dilaksanakan dalam berbagai bentuk kegiatan menarik dan menantang yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.




Gerakan Pramuka menyelenggarakan berbagai kegiatan yang disesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan jiwa peserta didik sebagai upaya pencapaian tujuan akhir proses pembinaan yaitu pembentukan watak. Sesuai dengan tujuan akhir tersebut, maka salah satu kegiatan bagi Pramuka Penegak dan Pandega adalah Raimuna.




Raimuna adalah kegiatan bagi pramuka Penegak dan Pandega yang merupakan gabungan dari kegiatan Perpanitra (Pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega Puteri-putera), Peran Saka (Perkemahan antar Satuan Karya) dan Perkemahan Wirakarya. Sehingga Raimuna merupakan kegiatan pertemuan besar dengan berbagai aktivitas yang bersifat kreatif, produktif, edukatif, inovatif dan rekreatif dalam bentuk perkemahan.




Kata Raimuna berasal dari bahasa Ambai, daerah Yapen Timur, kabupaten Yapen Waropen, Papua. Kata Raimuna merupakan gabungan dua kata yaitu Rai dan Muna.Rai berarti sekelompok orang yang berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu yang ditetapkan bersama. Sedangkan Muna adalah daya kekuatan jiwa seseorang yang berpengaruh baik dalam mencapai kesuksesan. Dengan demikian, raimuna memiliki arti sekelompok orang yang hidup dalam suatu kekuatan dengan dijiwai oleh sesuatu daya kekuatan yang selalu memberi semangat tinggi dalam mencapai tujuan.


Menurut lampiran SK Kwarnas nomor: 077/KN/78, Tahun 1978, tentang penjelasan/pengertian istilah Raimuna, mempunyai kiasan:
1.Kegiatan untuk Pramuka Penegak dan Pandega dalam suatu perkemahan yang mengandung unsure aktif, edukatif, rekreatis dan kreatif dalam suasana riang, gembira, penuh dengan rasa kekeluargaan dan berisi kegiatan kepemimpinan, gotong royong, bakti kepada masyarakat dan keagamaan

2.Kegiatan yang diselenggarakan untuk beberapa kelompok dinamis sesuai dengan tujuan dan kebutuhan masyarakat untuk menanamkan rasa persaudaraan, rasa sepenanggungan, sifat kesatria yang satu tujuan dan percaya diri senriri.

3.Kegiatan yang dihadiri oleh “Karano” dalam wujud Pramuka Penegak dan Pandega puteri dan putera untuk menanamkan, mendalami, menyebarluaskan dan mengembangkan ilmu dengan teknologi agar dapat dijadikan bahan-baku baktinya dalam masyrakat dan bangsanya


Raimuna adalah sarana untuk:

1.Membina dan mengembangkan mental, fisik, pengetahuan, kecakapan, ketrampilan dan pengalaman Pramuka Penegak dan Pandega

2.Membina dan mengembangkan kepemimpinan, kemampuan mengelola organisasi dan kegiatannya

3.Memberi kesempatan dan kepercayaan kepada Pramuka Penegak dan Pandega untuk belajar serta menambah pengalaman dalam menyelenggarakan acara pertemuan besar dari, oleh dan untuk para Pramuka Penegak dan Pandega di bawah bimbingan dan pengawasan Pembina serta tanggung jawab Kwartir yang bersangkutan

4.Mengadakan pertukaran pengalaman, pandangan, pendapat dan kecakapan di antara para Pramuka Penegak dan Pandega.

5.Membiasakan hidup bersama dan bergotong royong, serta menanamkan sifat toleransi dan kesetiakawanan. Dari pengertian tersebut, Raimuna penting artinya bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega, sebagai upaya memupuk rasa persahabatan, persaudaraan dan perdamaian melalui kegiatan dalam bentuk perkemahan.
B. DASAR PENYELENGGARAAN



1.
1.AD dan ART Gerakan Pramuka.
2.Keputusan Musyawarah Nasional Tahun 2003 nomor: 14/MUNAS/2003 tentang Raimuna Nasional 2008.
3.Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor: 013/KN/1978 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Raimuna
4.Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor : 080 tahun 1988 tentang Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak dan Pandega.
5.Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka nomor: 214 tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.
6.Rencana Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka 2003 – 2008
7.Program Kerja Kwarnas Gerakan Pramuka 2008
8.Surat Keputusan Ketua Kwartir Nasional Nomor: 2007 tentang Penyelenggaraan Raimuna Nasional Tahun 2008 di Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Provinsi DKI Jakarta.

C. TUJUAN

Raimuna Nasional 2008 bertujuan;Membina dan mengembangkan persaudaraan dan persatuan dikalangan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega serta memberi kepada mereka kegiatan kreatif, rekreatif, inovatif dan produktif yang mengarah kepada kemampuan untuk mandiri dalam kehidupannya dan dapat memberikan bantuan untuk kemajuan lingkungannya sesuai dengan kebutuhan serta perkembangan zaman


D. SASARAN

1.Meningkatnya ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2.Meningkatnya rasa tanggungjawab dan rasa cinta terhadap tanah air.
3.Memperkuat tali persaudaraan dan ikut serta mengembangkan jati diri bangsa.
4.Tumbuhnya jiwa kepemimpinan dan kepercayaan diri
5.Memperoleh pengalaman dan keterampilan baru.

E. RUANG LINGKUP

Sistematika Petunjuk Pelaksanaan meliputi :
1.Pendahuluan.
2.Penyelenggaraan.
3.Organisasi Penyelenggaraan
4.Kegiatan
5.Perkemahan
6.Administrasi
7.Sarana Penunjang
8.Pengawasan dan Evaluasi
9.Penutup

Kamis, 07 Mei 2009

TENGELAM POMPONG

Sabtu, 2009 Mei 02
POMPONG PENGANGKUT PENUMPANG TENGGELAM DI SERASAN

Jam 20.15 aku dapat berita musibah, pompong pengangkut penumpang dari pelabuhan Serasan Kabupaten Natuna, tenggelam karena ombak sehingga menabrak kapal Bukit Raya yang sedang berlabuh di tengah laut untuk menunggu penumpang dengan tujuan Selat Lampa Kabupaten Natuna. Pompong memuat sekitar kurang lebih 60 orang, baru ditemukan yang meninggal 5 orang dan sebagian di Puskesmas Serasan. Informasi tentang korban masih dalam pencarian juga tentang jumlah korban belum ada kejelasan.

Bela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas musibah ini. Hanya doa yang bisa saya kirimkan kepada para keluarga dan korban, semoga keluarga yang ditinggalkan ikhlas dan tabah dan kepada para korban meninggal semoga amalnya diterima oleh Alloh SWT. Amin.